Hai readers, pernah ga sih diantara kalian bingung gimana cara ngatasin emosi yang kadang meledak-ledak? Padahal endingnya nyesel ☹
Menurut Gross (dalam jurnal penelitian psikologi UM, 2021) regulasi emosi adalah pengelolaan emosi yang membutuhkan serangkaian proses. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mengelolanya, dan regulasi emosi yang buruk dapat menimbulkan dampak negatif untuk diri sendiri dan orang lain. Gross juga memaparkan, bahwa faktor yang dapat mempengaruhi regulasi emosi adalah perbedaan tingkat tempramen di setiap individu dan pola asuh orangtua.
Regulasi emosi memerlukan kesadaran tersendiri untuk menjalaninya, juga butuh kesabaran dalam berproses. Selalu belajar memperbaiki diri mungkin bisa jadi keputusan terbaik demi terciptanya kedamaian diri dan memutus rantai trauma dan pola asuh yang kurang baik. Namun, kita sebagai anak selalu punya pilihan untuk melihat sesuatu dari berbagai sisi. Sebagai anak yang hidup di era yangmana sekeliling sudah melek akan parenting dan Kesehatan mental, kita tidak bisa begitu saja menghakimi orangtua kita. Mereka mungkin tidak hidup di era yang marak akan pola asuh seperti saat ini, bisa jadi orangtua kita juga menerima warisan trauma dari asuhan masa lalu. Sekarang, giliran kita yang memutus rantai trauma itu.
Kali ini, saya akan coba membagikan tips regulasi emosi ala-ala saya ya man-teman…
- Kenali dan konfirmasi emosi
Mengenali emosi adalah langkah awal untuk proses regulasi emosi, karena dengan mengenali emosi yang sedang dialami, kita akan mudah untuk mengkonfirmasinya. Tidak perlu disangkal jika emosi negatif menghampiri, kenali dan konfirmasi agar kemudian mudah untuk menuju langkah selanjutnya.
- Journaling
Journaling merupakan salah satu media untuk mengekspresikan rasa, juga erat kaitannya dengan kesehatan mental. Journaling mempunyai banyak manfaat diantaranya lebih bisa mengenali diri sendiri karena kumpulan jurnal itu bisa kapan saja dibaca, membantu pelepasan emosi melalui tulisan, menjaga kesehatan mental.
- Menulis surat tanpa harus dikirim
Poin ini mungkin lebih berlaku jika diantara kita merasa bermasalah dengan orang lain. Menulis surat ini sama dengan journaling, bedanya adalah melibatkan orang lain dalam mengekspresikan rasa lewat tulisan. Kirim suratnya pada yang bersangkutan jika memungkinkan, dan jika tidak cukup tuliskan keluh kesah dalam tulisan agar emosi tersalurkan dan tidak terpendam, karena bisa meledak seperti bom waktu.
- Lakukan hal-hal yang membuatmu senang
Suatu hal menyenangkan bisa membantu kita agar tidak selalu ingat pada hal-hal yang membuat sakit, kesal, ataupun marah. Maka setelah serangkaian langkah di atas, ada baiknya dilengkapi dengan hal menyenangkan.
- Book therapy
Hal ini biasa dikenal dengan istilah bibliotherapy, pun dikenal dengan banyak nama lain, misal biblioeducatin, bibliocounseling, dan bibliopsychology. Penelitian mengatakan bahwa terapi ini efektif untuk mengobati permaslahan kesehatan mental. Tujuan utamanya adalah memberikan informasi mengenai masalah, memberi insight, menstimulasi diskusi, komunikasi terbuka, menyadari masalah, dan mendapatkan solusi.
- Datang ke psikolog jika perlu
Permasalahn mental bukanlah aib yang ketika di antara kita membutuhkan jasa para ahli untuk mengatasinya lantas merasa malu. Justru dengan datang ke psikolog atau psikiater, kita akan dengan tepat menemukan solusi dan titik temu.




Leave a Comment