Aloo kawan…
Pernah ga si ngerasa kayak aneh sendiri sama sesuatu yang sudah lama dilalui? Kayak kalo diingat jadi malu sendiri, apalagi kalo sesuatu itu berkaitan dengan orang lain. Lalu setelahnya bingung mau bersikap bagaimana, rasanya kalo dipikir amat sangat menyebalkan apalagi kalo melibatkan orang lain. Mau minta maaf, takut salah. Tapi kalo ga minta maaf takut makin salah. Ah serba salah rasanya jadi overthinker yaa :).
Hehe..
Sebentar, mari tarik napas dulu..
Diam, dan rasakan apa yang sedang kita alami untuk kemudian menemukan solusi tepat. Teliti dan cermati hal itu, dan pikirkan apa kira-kira tujuan untuk membuka obrolan dengan orang lain (seperta minta maaf), apabila hal yang kita rasakan memang melibatkan orang lain.
Dalam penelitian yang berjudul “Tinjauan Overthingking dan Berbagai Intervensi Konseling untuk Mengatasinya” disebutkan bahwa faktor pemicu overthinking adalah beberapa kejadian masa lalu yang kurang menyenangkan, sehingga menimbulkan stres, tekanan, bahkan trauma yang amat membekas dalam jangka waktu panjang dan memicu overthinking apabila dihadapkan dengan sesuatu yang mirip akan masa lalu. Beberapa sebab overthingking adalah pesimis, perfeksionis, sikap tertutup, sering membandingkan diri dengan orang lain, lingkungan yang kuang mendukung, dan pola asuh orangtua yang kurang tepat.
Sementara strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah overthingking adalah dengan strategi mindfullnes. Strategi ini merupakan bentuk kesadaran atau perhatian penuh seseorang pada pengalaman yang terjadi pada saat ini dengan cara tidak menghakimi atau menerima situasi yang sedang terjadi saat itu. Overthinker terjadi ketika dia memiliki pikiran rumit dalam kepala mereka hingga sulit fokus pada satu hal, dan harapannya mindfllness dapat membantu overthinker untuk mengendalikan dan mengalihkan fokusnya pada sesuatu yang lebih berarti bagi dirinya.





Leave a Comment