Hai readers… apa kabar? Semoga senantiasa sehat dan bahagia ya 😊
Kali ini, akan coba dibahas mengenai sebuah maqolah tentang ilmu.
Pernah dengar maqolah ”Al ‘ilmu nuurun” yang artinya “ilmu itu cahaya”? yaa, ilmu sangatlah lekat dengan cahaya, karena cahaya melambangkan pengetahuan, petunjuk, dan kebenaran, sementara ilmu merupakan sarana untuk menghapus kebodohan dan kegelapan. Ilmu menjadi cahaya yang menerangi jalan kehidupan manusia. Ilmu seperti cahaya yang tidak dapat berada di tempat gelap, ia membutuhkan hati dan pikiran yang jernih agar dapat menerangi hati.
Sebagai orang yang siap mencari ilmu, maka juga harus siap diselimuti cahaya dan bagaimana agar cahaya itu tidak menyilaukan dan menyakiti setiap yang memandangnya. Pada intinya, orang berilmu harus diimbangi dengan adab mulia. Terlepas dari karunia cahaya orang berilmu, cahaya terang selalu berpotensi diredupkan oleh hati yang kian tenggelam dalam dengki. Mengingat dawuh sang kiai saat saya dating majelis, beliau menyampaikan sebuah maqolah dari Abu Hasan Syadzili, yakni:
لا يكمل عالم في مقام العلم حتى يبتلى بأربع: شماتة الأعداء وملامة الأصدقاء وطعن الجهال و حسد العلماء، فإن صبر جعله الله إماما يقتدى به
Seseorang yang berilmu belum sampai pada tingkat kesempurnaan ilmunya, hingga diuji oleh 4 hal:
- Kegembiraan musuh
- Celaan teman dekat
- Hinaan orang bodoh
- Iri hati dari kalangan ulama
Maka jika ia mampu bersabar terhadap ujiannya, pasti Allah akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti.
Dari maqolah di atas, kita tau bahwa orang yang bersinar akan menjumpai rintangannya sekalipun dari orang terdekat dan dari sesama orang berilmu. Rasa iri dan dengki tidak dapat terelakkan dari tabiat manusia. Namun sebagai makhluk yang dibekali akal oleh Allah, kita bisa mengusahakan untuk terus berbenah dan berupaya menjadi profil yang kian baik setiap hari dan langkahnya.
Semoga Allah melindungi kita dari ujian 4 hal di atas, dan senantiasa Allah mudahkan segala hajat dan urusan kita masing-masing, aamiin 😊





Leave a Comment